Lensa kit adalah lensa yang dijual dalam satu paket dengan kamera. Rata-rata lensa kita memiliki tampang yang culun, material-nya mungkin terlihat ringkih dengan bahan plastik, dan spesifikasi-nya mungkin tidak bisa bikin bangga, namun lensa kit adalah opsi sempurna bagi mereka yang baru memulai ketertarikan dalam fotografi dan ingin berdamai dengan budget.
Sumber : Google |
Berikut ini 7 keistimewaan lensa kit yang sering anda sia-siakan itu:
1. kelebihan Lensa Kit: Memiliki 4 Panjang Focal Klasik Dalam 1 Lensa
Meski tampangnya culun, sebuah lensa kit memiliki 4 panjang focal klasik, dengan kata lain sebuah lensa kit bisa menggantikan empat lensa prime/fixed sekaligus. Empat panjang focal klasik tadi adalah: 28mm (wide-angle), 35mm (medium wide), 50mm (normal) dan 85mm (portrait).
Angka focal length di atas adalah angka untuk kamera full frame, panjang focal ekuivalen untuk kamera APSC adalah masing-masing: 18mm, 23mm, 35mm dan 56mm.
Dan saat ini mayoritas lensa kit untuk kamera APSC yang dijual memiliki rentang 18–55mm. Pilihan lain adalah lensa kit dengan rentang dari lebar sampai mendekati medium tele: 18–105mm atau 18–135mm. Demikian juga saat anda membeli kamera full frame, lensa kit yang paling sering di tawarkan adalah 24–105mm.
Memang lensa kit tidak akan menawarkan bukaan yang dahsyat, paling besar di angka f/3.5, namun setidaknya anda memperoleh fungsi dasar empat lensa (atau lebih) dalam satu lensa kit.
2. kelebihan Lensa Kit: Kecil Dan Ringan
Lensa kit yang paling sering di jual satu paket dengan kamera APSC adalah lensa 18–55mm. Lensa ini memang tampak polos, namun perlu diingat bahwa dia juga sangat enteng dan mungil.
Sebagai contoh, lensa kit Canon 18–55 f/3.5–5.6 IS STM hanya berbobot 200 gram dan panjang maksimal hanya 6 cm.
Sementara lensa sejenis dengan spesifikasi semi pro, Canon 17–55mm f/2.8 IS USM berbobot 650 gram dan panjang maksimal 11 cm. Hampir 2 kali lebih panjang dan 3 kali lebih berat.
Sama juga untuk Nikon. Lensa kit Nikon 18–55mm f/3.5–5.6 memiliki bobot 195 gram dan panjang maksimal 6cm. Bandingkan dengan Nikon 17–55mm f/2.8G DX yang bobotnya 755 gram dan panjang maksimal 11cm.
Kalau ada berjalan jauh atau akan melakukan perjalanan wisata, bobot dan ukuran ini akan sangat disyukuri.
3. kelebihan Lensa Kit: Filter Lebih Murah
Filter lensa masih tetap berguna, meski kita hidup di era digital. Dan untuk filter berlaku hukum ini: makin besar diameter filter harganya semakin mahal.
Lensa kit dasar seperti yang kita sebut di atas memiliki ukuran fisik yang kecil, otomatis membutuhkan ukuran filter yang lebih kecil pula.
Filter Kenko Pro–1 CPL (circular polarizer) yang berguna untuk memangkas refleksi saat kita memotret permukaan mengkilap (air, kaca dll) yang berukuran 77mm (lensa pro) harganya bisa diatas Rp. 1 Juta. Bandingkan dengan filter yang sama untuk lensa kit (diameter 58mm), harganya tidak sampai Rp. 700 ribu.
Sumber : Google |
4. kelebihan Lensa Kit: Memiliki Minimum Focusing Distance yang bagus
Minimum Focusing Disctance, speerti diulas dalam artikel ini adalah ukuran kemampuan lensa memotret objek yang jaraknya dekat. Kita memang tidak berharap bisa menyamai kemampuan lensa makro, namun lensa kit secara mengejutkan memiliki MFD lebih bagus dibandingkan dengan lensa yang lebih mahal.
Kedua lensa di atas (18–55mm f/3.5–5.6 baik milik Canon maupun Nikon) memiliki kemampuan fokus jarak dekat yang lebih baik dibandingkan lensa 17–55mm f/2.8 yang jauh lebih mahal.
5. kelebihan Lensa Kit: Hanya Membeli Yang Kita Butuhkan
Ada sebuah ungkapan yang sangat berarti dalam fotografi (dan juga bidang lain): saat kita bingung harus membeli apa, berarti kita tidak/belum butuh. Saat anda sudah menggunakan lensa kit dalam jangka waktu yang cukup, anda akan cukup tahu seluk beluk fotografi. Anda juga makin tahu selera pribadi dalam fotografi.
Wajib lihat: 20 Foto Fantastis Dengan Lensa Kit
Saat anda tahu bahwa selera dan passion anda adalah foto pemandangan dan anda sudah “tumbuh” melebihi kemampuan lensa kit tadi, belilah lensa khusus pemandangan: 10–22mm atau 12–24mm.
6. kelebihan Lensa Kit: Murah Belum tentu Jelek
Kalau anda belajar ekonomi di sekolah, sedikit banyak tahulah dengan economies of scale. Nah, lensa kit bisa dijual sangat murah karena produsen memproduksi lensa kit dalam jumlah yang sangat banyak sehingga biaya produksi yang bisa ditekan dan akibatnya ongkos pembuatan-nya murah.
Sumber : Google |
Anda juga tahu kenapa lensa Canon 600mm f/4 L bisa dijual dengan harga Rp. 135 Juta? selain membutuhkan material yang lebih banyak dan lebih baik, juga karena lensa ini dibuat dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga ongkos produksinya besar.
Nah, murah belum tentu jelek berlaku di sini.
Secara optik, lensa kita sudah sangat cukup di pakai untuk belajar fotografi sampai anda merasa mentok dan memeras seluruh potensinya baru kemudian melakukan upgrade.
7. kelebihan Lensa Kit: Penghematan Bisa Dipakai Membeli Yang Lain
Semua toko menjual lensa kit dengan harga yang sangat murah saat kita membelinya bersama kamera.
Sebagai ilustrasi, saat ini jika kita membeli Nikon D3200 + lensa kit 18–55mm, total pembelian keduanya adalah Rp. 5 Juta. Padahal saat kita membeli kamera Nikon D3200 (body only) harganya sudah Rp. 4,5 Juta. jadi lens kit “hanya” dihargai Rp.500 ribu. Padahal saat membeli 18–55 secara terpisah, lensa ini harganya Rp. 1,7 Juta.
Jadi saat membeli D3200+ Kit 18–55mm , anda bisa berhemat Rp. 1,2 Juta, yang bisa anda simpan atau belanjakan untuk membeli aksesori fotografi lainnya.
Sumber : http://belfot.com/
Banyak orang bilang, practice makes perfect, latihan menuntun pada kesempurnaan. Well, kita tidak akan pernah menjadi fotografer sempurna, namun menjadi fotografer yang lebih jago pasti jadi keinginan banyak orang.
Berikut ini jenis latihan yang mudah di kerjakan namun akan membuat anda makin jago memotret:
1. Berlatih Menggunakan Spot Meter
Sistem metering kamera modern memang sangat canggih. Sistem meteringyang paling sering dipakai adalah evaluative, matrix atau multi-area yang biasanya akan sangat handal dalam kondisi cahaya yang standar. Namun ketika kita dihadapkan pada situasi dengan kondisi sekitar yang amat terang atau amat gelap atau situasi tricky lainnya, sistem metering ini tidak akan bekerja sesuai harapan.
Untuk itulah sebaiknya kita menguasai cara menggunakan spot meter kamera. Dengan makin sering menggunakan spot meter, kita jadi terbiasa dan tahu persis di mana harus meletakkan titik metering untuk subjek tertentu dan kondisi cahaya tertentu. Kita akan tahu bagaimana membaca tone cahaya sebelum menata komposisi foto.
Sumber : http://belfot.com/ |
2. Berlatih Membaca Histogram
Semua informasi cahaya pada sebuah foto dapat dilihat dengan cepat lewat histogram. Beruntunglah anda yang memotret dengan kamera mirrorless yang dilengkapi viewfinder elektronik, karena jenis kamera ini bisa disetel untuk menampilkan histogram di viewfinder sehingga bisa tahu histogram foto bahkan sebelum memencet shutter.
Sumber : http://belfot.com/ |
Pada saat menghadapi kondisi cahaya yang cukup sulit, periksalah histogram hasil foto anda. Skala histogram menunjukkan skala cahaya foto, dari paling gelap (brightness = 0, ujung kiri) sampai paling terang (brightness = 255, ujung kanan histogram). Puncak histogram menunjukkan jumlah piksel dengan tingkat terang sesuai skala dan puncak yang tinggi menunjukkan banyak piksel dengan keterangan yang tinggi. Artinya: foto yang sangat gelap akan menunjukkan grafik condong ke kiri sementara foto yang terang akan condong ke kanan. Silakan simak lagi cara membaca histogram foto di sini. Nyalakan juga highlight warning foto di kamera untuk menghindari foto kehilangan detail karena over exposure, simak caranya di sini.
3. Pakailan Lensa Prime Secara Kontinyu
Memakai lensa prime, lensa non zoom yang hanya memiliki satu panjang fokal, membuat kita menjadi lebih kreatif. Kalau selama ini kita tinggal zoom-in atau zoom-out lensa, dengan lensa prime kita harus berjalan medekat atau menjauh untuk memperoleh komposisi yang kita inginkan. Selain harus melewati proses berpikir dan bergerak untuk menyusun komposisi saat memakai lensa prime, kita juga menjadi hafal dengan karakter dan sudut pandang lensa tersebut, sehingga dalam waktu tertentu kita seolah “menyatu” dengan cara pandang lensa. Baca lagi: Apa itu lensa prime? Apa saja kelebihannya?
Sumber : http://belfot.com/ |
4. Berlatih Menggunakan Manual Mode
Meskipun mode Aperture dan Shutter Priority sudah cukup handal dalam mayoritas situasi pemotretan, namun menguasai mode manual adalah salah satu penanda kemahiran seorang fotografer.
Sumber : http://belfot.com/ |
Selain jadi paham luar dalam dengan mode manual kamera, fungsi utama berlatih menggunakan mode manual adalah memperbaiki kecepatan tangan kita mengubah parameter aperture-shutter speed dan ISO. Butuh latihan dan jam terbang untuk bisa melakukan siklus ini dengan cepat: tangan melakukan metering -> mata melihat metering kamera -> tangan mengubah aperture/shutter.
5. Buat Komitmen Untuk Mengunggah Foto Setiap Hari
Buatlah komitmen untuk mengunggah satu foto setiap hari, entah ke facebook, twitter, flickr atau instagram. Dengan begitu, kita akan dipacu untuk terus mencari subyek foto yang menarik dan melakukan eksperimen yang belum terpikirkan sebelumnya.
Nah, selamat berlatih.
Sumber : http://belfot.com/
Kita hidup didaerah tropis, yang artinya kelembapan cukup tinggi (tepatnya diatas 70%), belum lagi pada saat musim hujan angka itu akan naik. Menyimpan kamera dan lensa dalam waktu lama saat tidak dipakai membutuhkan strategi dan penyimpanan khusus untuk memerangi kelembapan.
Sumber : Google |
Kenapa Kelembapan Tinggi Buruk Untuk Kamera dan Lensa?
Kelembapan yang tinggi dan terus- menerus bisa merusak komponen elektronis serta sensor kamera, sementara jamur bisa tumbuh dan berkembang di optik lensa. Sekali jamur tumbuh, kualitas optik bisa terpengaruh dan kita harus repot membersihkannya. Kalau jamurnya nempel di permukaan luar sih masig gampang, kalau tumbuhnya didalam elemen lensa dibagian dalam kita akan sangat kerepotan, biaya membersihkan lensa berkisar antara Rp 250 ribu sampai Rp. 750 ribu, tergantung kesulitan dan tempat servisnya.
kenapa Kelembapan Terlalu Rendah Juga Tidak Bagus?
Kamera dan lensa memiliki komponen mekanis yang perlu bergerak dengan lancar, tahukah anda didalam lensa atau kamera juga dikasih oli supaya gerakan mekanis lancar dan tidak seret? Nah kalau anda menempatkan kamera dan lensa di area yang sangat kering (kelembapan terlalu rendah) maka ini beresiko fungsi mekanis bisa seret dan terganggu.
Berapa Angka Kelembapan Ideal?
Angka sekitar 40 – 50 % RH (relative humidity, kelembapan relatif) adalah ideal bagi kamera dan lensa menurut berbagai artikel. Aturan paling aman adalah cek di manual lensa dan kamera anda, cari kata-kata ideal operating range, lalu cek rentang kelembapan yang disarankan. Nah untuk penyimpanan jangka panjang, bagi angka tadi dengan angka dua. Sebagai contoh, angka operating humidity ideal untuk Canon 5D Mark II adalah 85% atau lebih rendah. Maka penyimpanan ideal adalah sekitar 35 sampai 45%.
Beberapa Cara Penyimpanan Terbaik
Berikut beberapa cara penyimpanan yang bisa anda lakukan untuk menjaga kondisi lensa dan kamera agar tetap optimal dan prima;
Sumber : Google |
- Belilah Dry Cabinet atau Dry Box Khusus, dry cabinet adalah lemari khusus yang dirancang untuk menyimpan barang-barang elektronis sepperti foto diatas. Anda bisa membelinya di toko kamera atau toko alat rumah tangga yang besar. Tergantung spesifikasi, kita bisa menyetel angka kelembapan dalam ruang penyimpanan sesuai yang diinginkan. Harga dry cabinet termurah adalah sekitar Rp. 1 Juta.
- Silica Gel dan Kotak Kedap Udara, Untuk alternatif murah anda bisa menggunakan kotak kedap udara yang biasa dipakai untuk menyimpan dan menaruh beberapa saset (kantong) silica gel. Anda juga bisa membeli silica gel khusus yang dilengkapi indikator warna untuk mengetahui kandungan air dalam gel seperti dalam foto dibawah. Saat silica gel didalam kotak sudah jenuh dengan air, anda bisa mencolokkannya ke listrik untuk mengeringkan kembali. Harga kotak silica gel ini dibawah Rp 200 ribu.
- Saya sarankan tidak membeli kotak penyimpanan kamera yang dilengkapi elemen pemanas, resiko elemen menjadi terlalu panas cukup besar. Saat pemanas menjadi terlalu panas, sensor didalam kamera bisa terkena getahnya.
Sumber : Google |
Nah selamat menyimpan kamera dan lensa anda dengan aman.
Sumber : http://belfot.com/
Foto Pribadi Irwansyah-Photography |
Pose Bayi
Pada usia antara 0-3 bulan, bayi mungkin tidak bisa berpose sama sekali, karena dia baru bisa menggerakkan kepala saja. Disinilah kita membutuhkan seorang pendamping untuk menahan pose bayi. Mintalah mereka untuk menggendongnya, kemudian ambillah fotonya. Usahakan selalu fokus pada bayi, bukan hal lain. Kesulitan ini akan kita alami sampai bayi berusia 3-6 bulan. Namun, pada usia ini bayi sudah bisa menyangga kepalanya sendiri, jadi lebih mudah mengabadikan close up bagian wajah. Baju/kostum serta peralatan lain yang aman untuk bayi bisa digunakan untuk lebih menghidupkan suasana. Bayi akan mulai duduk pada usia 6-9 bulan, saat inilah anda akan mendapatkan pose-pose yang “aneh” dari si bayi. Karena bayi sudah mulai aktif bergerak, sudah saatnya kita menguasai tentang pengaturan shutter speed atau lebih baiknya pengaturan segitiga eksposure. Kadang-kadang bayi pada usia 10 bulan ke atas sudah menyadari bahwa dia sedang difoto, dan berusaha menahan posisinya. Metode candid adalah yang terbaik untuk memotret bayi pada usia ini.
Trik Memotret Bayi
1. Jangan ragu-ragu untuk mengabadikan ultra-close up, bahkan bila perlu abadikan tangannya, matanya atau kakinya saja.
2. Gunakanlah lensa tele pendek. Jangan gunakan lensa wide angle (Focal length antara 14-35mm) kemudian memotretnya dari jarak dekat. Hal ini akan mendistorsi bentuk bayi. Lebih baik gunakanlensa tele pendek yang berukuran 85-135 mm. Selain untuk bayi lensa ini juga sangat baik untuk mengabadikan portrait pada umumnya. Menggunakan lensa prime/fixed akan lebih baik karena biasanya mempunyai aperture yang lebih lebar(ex. 1,8) daripada lensa zoom(ex. 4) serta mampu menghasilkan bokeh yag sangat menawan. Gambar yang dihasilkan dari lensa prime memang lebih tajam dan berkualitas, namun harganya cukup mahal.
3. Gunakan mode B/W dan Grayscale. Jangan ragu untuk memotret dengan mode black and white ataupun grayscale mode. Gambar yang dihasilkan akan nampak elegan dan bekelas.
4. Bayi akan sangat mudah terganggu atau perhatiannya mudah beralih. Ketika anda mendapatkan momen yang pas, segera ambil fotonya agar tidak kehilangan momen tersebut. Oleh karenanya, bawalah selalu kamera didekat anda.
5. Libatkan orang lain dan serta hal hal lain. Gunakan bantuan ibu atau ayah untuk menahan posisinya(menggendong/berpose bersama). Bila perlu ajak dia bermain dengan mainan favoritnya. Ajak dia berkomunikasi dan mengadakan kontak mata dan sering-seringlah mengabadikan gambarnya karena dia akan terus tumbuh dengan cepat.
6. Saat-saat tidur juga merupakan saat yang tepat untuk mengambil gambar. Aturlah background agar tampak rapi, bila perlu tidurkan dia dengan landasan yang bertekstur baik atau ranjang yang lucu, gunakan topi/baju kostum yang lucu(sebelum dia tidur). Seringkali foto yang dihasilkan saat tidur akan sangat dramatis.
7. Jepret Sebanyak Banyaknya. Mood bayi akan sangat cepat berubah, kadang menangis kemudian tertawa. Dari 30 jepretan mungkin kita akan mendapatkan 1 buah yang baik., dan itu sudah sangat baik. Gunakan continous mode untuk menangkah beberapa gambar dalam 1 detik.
8. Atur pencahayaan. Pencahayaan alami menggunakan sinar matahari akan membuat gambar tampak tajam yang membuat kulit nampak bersih dan lembut. Kita dapat memanfaatkan jendela untuk menghindari cahaya matahari yang keras dan bisa merusak kulit bayi. Gunakan bukaan aperture lebar untuk mendapatkan Depth of Field yang sempit. Kita juga bisa menggunakan diffuser flash untuk menghilangkan bayangan apabila diperlukan.
9. Abadikan senyum si bayi. Senyum adalah salah satu hal yang paling menarik dari seorang bayi. Ajaklah dia bermain ciluk baa.. atau petak umpet/buatlah suara-suara lucu untuk medapatkan senyumnya dan jangan lupa setting shutterspeed pada kecepatan agak tinggi(juga dipengaruhi oleh panjang lensa)
10. Abadikan Momen. Momen dimana bayi bermain dengan kakaknya/saat-saat mereka makan bersama adalah saat-saat terbaik yang tidak boleh kita lewatkan.e up, atau seluruh badan), candid/tidak, lensa terbaik untuk memotret bayi, dan momen-momen penting yang akan kita abadikan.
Sumber : http://askthephotographer.com
by ENCHE TJIN
Saat pertama kali seseorang memegang kamera baik kamera saku atau cellphone, biasanya orang tersebut akan sangat senang karena bisa membuat foto bunga dan kucing yang lucu. Percaya diri menjadi tinggi dan menganggap diri sudah jago foto. Tapi setelah mendapatkan halangan seperti foto di kondisi yang gelap, maka kepercayaan diri mulai menurun, apalagi setelah melihat-lihat album foto fotografer yang berpengalaman di internet.
Lalu, calon fotografer ini mulai mencari kambing hitam. Wah, gue perlu kamera yang bagus nih, supaya fotoku semantap mereka-mereka yang jago. Lalu pergilah calon fotografer ini ke toko kamera untuk membeli kamera DSLR. Harapannya kualitas foto bisa meningkat dan bisa bagus di keadaan apa saja termasuk kondisi cahaya yang gelap.
Ketika mengunakan kamera DSLR pertama kali, mode yang digunakan adalah full automatic. Calon fotografer ini memang belum mengenal segitiga emas exposure. Di dalam hati, bertanya-tanya.. kok bodoh sekali ya fotografer yang mengunakan kamera DSLR dengan mode manual. Mengapa teknologi auto yang canggih tidak dimanfaatkan? [Baca: manual atau auto]
Lama-kelamaan, fotografer pemula ini menyadari bahwa foto yang dibuat dengan mode otomatis itu memang memiliki kendala untuk mendapatkan foto yang terlihat lebih dramatis dan kreatif. Fotografer pemula ini lantas mencari tahu apa itu aperture, shutter speed dan ISO dan bagaimana mengendalikannya. Setelah itu, kualitas foto pemula tersebut semakin baik dan menarik. Fotografer ini senang karena puas dengan karyanya dan di Facebook pun sudah mendapatkan beberapa “like” dari teman-temannya.
Setelah itu, keinginan mendapatkan kualitas foto yang lebih baik lagi mengebu-ngebu. Setelah nanya sana sini, fotografer pemula ini mulai mencari tau alat-alat yang dipakai oleh fotografer yang lebih terkenal. Di dalam pikirannya, fotografer yang berpengalaman mengunakan kamera X, lensa X dan peralatan lighting yang harga totalnya 8 digit, gak heran kualitas fotonya bagus-bagus. Lalu, sibuklah fotografer pemula tapi naif ini sibuk membeli kamera dan lensa berkualitas tinggi. Gpp deh, agak mahal tapi ada cicilan 12X, nol persen lagi! mantappp…
Setelah mencoba-coba gears barunya itu, fotografer ini makin pede, kualitas foto memang semakin meningkat berkat bantuan gears baru ini. Foto lebih tajam dan di kondisi cahaya yang gelap, foto masih terlihat jelas dan noisenya pun hanya sedikit. Tapi masalahnya, foto-fotonya masih kurang berkarakter. Seperti asal jepret saja. Tapi karena tingkat kepedean yang sudah sangat melambung tinggi bagaikan dewa foto, karya-karya sendiri itu dianggapnya sudah terbaik di dunia.
Sampai suatu hari, saat iseng-iseng melihat foto di internet. Fotografer ini menemukan foto yang baginya sangat menarik karena memiliki karakter, bercerita dan bermakna. Lalu fotografer ini penasaran dan mengintip data EXIF foto tersebut untuk menemukan alat apa yang digunakan untuk membuat foto tsb. Ternyata. foto ini dibuat oleh kamera compact yang harganya hanya seperseratus dari harga kamera+lensa+alat yang dimiliki.
Akhirnya, fotografer pemula ini menyadari, untuk membuat foto yang bagus seringkali tidak dibutuhkan alat yang mahal. Lalu mulailah dia giat belajar komposisi, teknik foto, teknik pencahayaan, photo editing dan lain-lain. Kalau dulu selalu menenteng kamera dan lensa yang berat-berat di pundak kemana-mana, sekarang dia mulai mencari kamera yang berukuran kecil. Kadang-kadang ke pasar baru cari kamera film yang bekas atau kamera Lomografi seperti Holga buat eksperimen. Asal bisa masuk di kantong udah cukup untuk dibawa kemana-mana. “Kamera yang terbaik adalah kamera yang dibawa bersamamu” kata Chase Jarvis. Tanpa kamera di saku, bagaimana bisa membuat foto yang bagus saat momen itu tiba?
Seiring dengan waktu, kualitas foto yang dihasilkan semakin tinggi dan konsisten, tapi fotografer ini tidak merasa tinggi hati seperti dahulu. Dia menyadari bahwa kalau merasa sudah “the best”, dan meremehkan karya orang lain, maka ilmunya tidak akan berkembang, malah mungkin akan jadi sesat. Maka dari itu, dia selalu menganggap dirinya biasa-biasa saja dan selalu terbuka pikirannya untuk belajar dari fotografer lainnya, entah yang fotografer umum, atau fotografer yang spesialis (fashion, beauty/glamor, still life, travel, photojournalism, wedding, macro dan sebagainya). Dengan semangat terus belajar dan bersikap rendah hati sampai akhir hayat, kualitas fotografi semakin meningkat dan meninggalkan karya-karya yang bisa menginspirasi dan diwariskan ke generasi-generasi penerus.
Sumber : Info Fotografi
Jika sebelumnya saya menshare mengenai Pose-pose untuk memotret pasangan, pose-pose untuk memotret pria, dan pose-pose untuk memotret wanita. Dan kali ini saya coba share Beberapa pose untuk sekelompok orang atau kita sering menyebutnya foto grup.
Biasanya ada tiga jenis pemotretan grup. Pertama adalah pemotretan formal dengan sejumlah besar orang. Kedua adalah memotret lebih ke informal dengan sekelompok teman. Dan terakhir, memotret sebuah kelompok atau anggota keluarga. Dalam urutan ini, mari sama-sama kita lihat beberapa contoh pose mudah-mudahan saja ini bisa menjadi ide.
1. Ketika Sobat bekerja dengan sekelompok besar orang yang sepertinya akan sulit dikendalikan untuk menggayakan pada masing-masing individu. Pose Ini akan terlihat baik selama Sobat memperhatikan komposisi keseluruhan. Bayangkan seluruh kelompok untuk menjadi satu objek. Pada prinsipnya, pastikan bahwa semua orang dalam kelompok tersebut terlihat terutama pada bagian wajah.
2. Ketika memotret kelompok yang besar, cukup mengkomposisikan untuk mendapatkan semua orang ke dalam bingkai dengan full-body. Pemotretan semacam ini biasanya untuk formal atau dokumentasi, tujuan utama Sobat di sini adalah mendapatkan semua orang dalam kelompok dapat terlihat secara jelas.
3. Jika memungkinkan, cobalah memotret dari sudut yang lebih tinggi. Gunakan balkon atau meja untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih tinggi. Hasilnya pasti akan sepadan dengan usaha Sobat :D, karena pose foto-grup ini jarang sekali dilakukan. Sobat akan mendapatkan perspektif yang lebih menarik dan mengundang.
4. Ada saat-saat dimana Sobat dapat menggunakan pose dimana sekelompok orang berdiri agak berjauhan. Pose dibawah ini dapat digunakan untuk grup yang lebih kecil seperti boy band atau rekan kerja. Jika grup ini memiliki seorang pemimpin yang dikenal, Sobat dapat menempatkannya didepan untuk mendapatkan komposisi yang kuat.
5. Pose yang satu ini mungkin sudah sering Sobat lihat. Ya, mudah, biasa dan umum namun tetap indah dilihat, jadi – kenapa tidak?
6. Yang ini adalah komposisi yang cukup menyenangkan untuk pose persahabatan. Mintalah setiap orang untuk berdiri sangat dekat bersama-sama. Kemudian suruh kepala mereka untuk saling bersandar sedikit lebih dekat satu sama lain dan lihat ke arah kamera.
7. Mintalah grup untuk membentuk sebuah lingkaran sambil berbaring di rumput atau di atas lantai, lalu potretlah dari atas.
8. Cara yang sangat menyenangkan untuk memotret grup kecil. Pilih “pemimpin grup” dan tempatkan dia di depan. Grup lainnya berdiri dibelakang orang sebelumnya dan mengintip dari bahu atau yang lainnya ke arah kamera. Komposisikan agar sedikit kedepan untuk mendapatkan pose yang baik.
9. Sebuah variasi kecil dari pose sebelumnya. Tempatkan “pemimpin grup” di depan dan yang lainnya untuk muncul di belakang satu sama lain. Cobalah potret dengan aperture yang berbeda-beda. Sobat dapat memvariasikan agar fokus pada per orang atau fokus secara keseluruhan.
10. Cara yang sangat menyenangkan untuk mendapatkan gambar informal sekelompok teman. Untuk hasil terbaik, minta grup untuk membuat sebuah lompatan pendek.
11. Komposisi yang sangat menarik untuk memotret sekelompok orang secara berturut-turut. Periksa terlebih dahulu agar wajah semua orang dapat terlihat dengan jelas, lalu tembak dari jarak dekat dengan aperture yang lebar dan fokus pada orang pertama. Ya, orang-orang yang lebih jauh akan terlihat kabur/blur, tapi mereka akan setuju jika hasilnya adalah sangat menarik dan tidak biasa untuk pemotretan grup.
12. Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh foto keluarga. Cara yang paling umum untuk memotret anggota keluarga adalah dengan duduk di sofa di ruang tamu. Ini bukan cara yang kreatif untuk memotret keluarga, tapi tentu saja cara ini boleh digunakan. Cara termudah untuk memperbaiki komposisi standar ini hanya dengan cara komposisi ketat. Saat pemotretan Jangan menyertakan sofa dan furniture ruangan yang indah. Isi frame hanya dengan anggota keluarga.
13. Gagasan lain yang baik untuk foto keluarga adalah dengan memotretnya diluar ruangan sambil duduk-duduk di rumput, di taman atau di pantai – semua tempat ini sangat baik untuk mengambil beberapa gambar keluarga. Hanya ingat – ketika subjek sedang duduk, Sobat jangan memotretnya dengan berdiri – potretlah dengan angel rendah atau sejajar dengan mata subjek.
14. Masih foto keluarga diluar ruangan. Buatlah keluarga berbaring berdekatan di tanah. Buat mereka mengangkat tubuh bagian atas mereka sedikit dengan menggunakan tangan mereka sebagai tumpuan. Potret dari sudut yang rendah.
15. Sebuah komposisi yang indah untuk memotret keluarga. Pose ini dapat dilakukan di luar ruangan atau di dalam ruangan seperti di tempat tidur. Akan lebih baik lagi jika dalam keluarga tersebut ada anak-anak.
16. Pose dengan keluarga yang duduk nyaman di sofa.
17. Untuk foto keluarga yang tidak biasa dan menarik, ubah pengaturan sofa. Cukup memotret dari sisi belakang.
18. Hanya sedikit variasi dari pose sebelumnya yaiitu memotret dari sisi belakang sofa.
19. Benar-benar cara yang indah untuk membuat gambar dari sekelompok anggota keluarga. Hanya meminta anak-anak untuk menggantung ke punggung orang dewasa ‘.
20. Pose yang sangat mudah untuk pemotretan full-body. Seperti yang dapat Sobat bayangkan, bekerja dengan baik dengan sejumlah orang.
21. Memotret saat sebuah keluarga berjalan sambil berpegangan tangan. Tembak secara kontinyu dan pilih foto dengan gerakan kaki terbaik dan positioning. Ingatlah untuk mengontrol fokus, sementara subyek mendekat dari kejauhan.
Dan akhirnya, carilah secara kreatif pose foto-grup yang lainnya. Pikirkan cara-cara Sobat untuk dapat mengubah pose sesuai skenario pemotretan dan subjek tertentu. Pergunakan sampel awal pose sebagai sumber kreativitas Sobat sendiri!
Selamat Berkarya
Salam Jepret :D
Sumber Gambar : http://digital-photography-school.com
Biasanya ada tiga jenis pemotretan grup. Pertama adalah pemotretan formal dengan sejumlah besar orang. Kedua adalah memotret lebih ke informal dengan sekelompok teman. Dan terakhir, memotret sebuah kelompok atau anggota keluarga. Dalam urutan ini, mari sama-sama kita lihat beberapa contoh pose mudah-mudahan saja ini bisa menjadi ide.
1. Ketika Sobat bekerja dengan sekelompok besar orang yang sepertinya akan sulit dikendalikan untuk menggayakan pada masing-masing individu. Pose Ini akan terlihat baik selama Sobat memperhatikan komposisi keseluruhan. Bayangkan seluruh kelompok untuk menjadi satu objek. Pada prinsipnya, pastikan bahwa semua orang dalam kelompok tersebut terlihat terutama pada bagian wajah.
2. Ketika memotret kelompok yang besar, cukup mengkomposisikan untuk mendapatkan semua orang ke dalam bingkai dengan full-body. Pemotretan semacam ini biasanya untuk formal atau dokumentasi, tujuan utama Sobat di sini adalah mendapatkan semua orang dalam kelompok dapat terlihat secara jelas.
3. Jika memungkinkan, cobalah memotret dari sudut yang lebih tinggi. Gunakan balkon atau meja untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih tinggi. Hasilnya pasti akan sepadan dengan usaha Sobat :D, karena pose foto-grup ini jarang sekali dilakukan. Sobat akan mendapatkan perspektif yang lebih menarik dan mengundang.
4. Ada saat-saat dimana Sobat dapat menggunakan pose dimana sekelompok orang berdiri agak berjauhan. Pose dibawah ini dapat digunakan untuk grup yang lebih kecil seperti boy band atau rekan kerja. Jika grup ini memiliki seorang pemimpin yang dikenal, Sobat dapat menempatkannya didepan untuk mendapatkan komposisi yang kuat.
5. Pose yang satu ini mungkin sudah sering Sobat lihat. Ya, mudah, biasa dan umum namun tetap indah dilihat, jadi – kenapa tidak?
6. Yang ini adalah komposisi yang cukup menyenangkan untuk pose persahabatan. Mintalah setiap orang untuk berdiri sangat dekat bersama-sama. Kemudian suruh kepala mereka untuk saling bersandar sedikit lebih dekat satu sama lain dan lihat ke arah kamera.
7. Mintalah grup untuk membentuk sebuah lingkaran sambil berbaring di rumput atau di atas lantai, lalu potretlah dari atas.
8. Cara yang sangat menyenangkan untuk memotret grup kecil. Pilih “pemimpin grup” dan tempatkan dia di depan. Grup lainnya berdiri dibelakang orang sebelumnya dan mengintip dari bahu atau yang lainnya ke arah kamera. Komposisikan agar sedikit kedepan untuk mendapatkan pose yang baik.
9. Sebuah variasi kecil dari pose sebelumnya. Tempatkan “pemimpin grup” di depan dan yang lainnya untuk muncul di belakang satu sama lain. Cobalah potret dengan aperture yang berbeda-beda. Sobat dapat memvariasikan agar fokus pada per orang atau fokus secara keseluruhan.
10. Cara yang sangat menyenangkan untuk mendapatkan gambar informal sekelompok teman. Untuk hasil terbaik, minta grup untuk membuat sebuah lompatan pendek.
11. Komposisi yang sangat menarik untuk memotret sekelompok orang secara berturut-turut. Periksa terlebih dahulu agar wajah semua orang dapat terlihat dengan jelas, lalu tembak dari jarak dekat dengan aperture yang lebar dan fokus pada orang pertama. Ya, orang-orang yang lebih jauh akan terlihat kabur/blur, tapi mereka akan setuju jika hasilnya adalah sangat menarik dan tidak biasa untuk pemotretan grup.
12. Sekarang, mari kita lihat beberapa contoh foto keluarga. Cara yang paling umum untuk memotret anggota keluarga adalah dengan duduk di sofa di ruang tamu. Ini bukan cara yang kreatif untuk memotret keluarga, tapi tentu saja cara ini boleh digunakan. Cara termudah untuk memperbaiki komposisi standar ini hanya dengan cara komposisi ketat. Saat pemotretan Jangan menyertakan sofa dan furniture ruangan yang indah. Isi frame hanya dengan anggota keluarga.
13. Gagasan lain yang baik untuk foto keluarga adalah dengan memotretnya diluar ruangan sambil duduk-duduk di rumput, di taman atau di pantai – semua tempat ini sangat baik untuk mengambil beberapa gambar keluarga. Hanya ingat – ketika subjek sedang duduk, Sobat jangan memotretnya dengan berdiri – potretlah dengan angel rendah atau sejajar dengan mata subjek.
14. Masih foto keluarga diluar ruangan. Buatlah keluarga berbaring berdekatan di tanah. Buat mereka mengangkat tubuh bagian atas mereka sedikit dengan menggunakan tangan mereka sebagai tumpuan. Potret dari sudut yang rendah.
15. Sebuah komposisi yang indah untuk memotret keluarga. Pose ini dapat dilakukan di luar ruangan atau di dalam ruangan seperti di tempat tidur. Akan lebih baik lagi jika dalam keluarga tersebut ada anak-anak.
16. Pose dengan keluarga yang duduk nyaman di sofa.
17. Untuk foto keluarga yang tidak biasa dan menarik, ubah pengaturan sofa. Cukup memotret dari sisi belakang.
18. Hanya sedikit variasi dari pose sebelumnya yaiitu memotret dari sisi belakang sofa.
19. Benar-benar cara yang indah untuk membuat gambar dari sekelompok anggota keluarga. Hanya meminta anak-anak untuk menggantung ke punggung orang dewasa ‘.
20. Pose yang sangat mudah untuk pemotretan full-body. Seperti yang dapat Sobat bayangkan, bekerja dengan baik dengan sejumlah orang.
21. Memotret saat sebuah keluarga berjalan sambil berpegangan tangan. Tembak secara kontinyu dan pilih foto dengan gerakan kaki terbaik dan positioning. Ingatlah untuk mengontrol fokus, sementara subyek mendekat dari kejauhan.
Dan akhirnya, carilah secara kreatif pose foto-grup yang lainnya. Pikirkan cara-cara Sobat untuk dapat mengubah pose sesuai skenario pemotretan dan subjek tertentu. Pergunakan sampel awal pose sebagai sumber kreativitas Sobat sendiri!
Selamat Berkarya
Salam Jepret :D
Sumber Gambar : http://digital-photography-school.com
Langganan:
Postingan (Atom)